🪔 Pembahasan Ini Penulis Awali Dengan

pentingdemi keberhasilan menyusun karya tulis. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara mengumpulkan data, siapa sumbernya, dan apa alat yang digunakan. BAB 4: PEMBAHASAN DAN HASIL 4.1 Gambaran Obyek Pengamatan Pada bagian ini merupakan gambaran umum yang berisi dari obyek penelitian/riset yang dilakukan penulis selama berada di PT. Samudra MOTODAN PERSEMBAHAN Sesuatu akan menjadi kebanggaan, jika sesuatu itu dikerjakan, dan bukan hanya dipikirkan. Sebuah cita- cita akan menjadi kesuksesan, jika kita awali dengan bekerja untuk mencapainya. Bukan hanya menjadi impian. Kuperuntukkan karya teristimewa ini kepada kedua orang tuaku tercinta dan saudara-saudaraku yang 18 Terima kasih untuk semua orang yang pernah penulis kenal dan telah mengajarkan banyak hal yang bermanfaat. Penulis menyadari ketidaksempurnaan dalam karya ini, oleh sebab itu kritik dan saran sangat diperlukan dalam perbaikan karya ini. Harapan penulis, semoga karya ini dapat memberi manfaat bagi pembaca. Sekian dan terima kasih. Berdasarkanpermasalahan di atas, maka penulis tertarik untuk mengangkat judul mengenai peran orang tua dalam memotivasi belajar anak di SDN 1 Kapringan Kecamatan Krangkeng Kabupaten Indramayu. Dengan tujuan agar melalui penelitian ini dapat menambah ilmu dan pengetaahuan mengenai peran orang tua dalam memotivasi belajar anaknya. Sdengan diagnosa keperawatan isolasi sosial d 1 BAB IV PEMBAHASAN Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada Tn. S dengan diagnosa keperawatan isolasi sosial d Home; Add Document; Pada bab ini penulis melaporkan asuhan perawatan yang telah diberikan pada Tn. M . Pembahasankarya tulis ini penulis awali dengan mengetengahkan masalah yang berkaitan dengan peran pelajar dalam menciptakan kamtibmas. Secara umum, pelajar merupakan bagian dari masyarakat. Oleh karena itu, pelajar tidak mungkin terlepas dari tanggung jawab dalam kamtibmas, baik secara langsung maupun tidak langsung. babv pembahasan - 5.pdf¢ pembahasan pada bab ini penulis akan mendeskripsikan pembahasan Home; Documents; BAB V PEMBAHASAN - 5.pdf¢ PEMBAHASAN Pada bab ini penulis akan mendeskripsikan pembahasan mengenai; Click here to load reader. See Full Reader. prev. next. out of 16. Post on 18-Oct-2020. 3 views. Category: Pembahasankarya tulis ini penulis awali dengan mengetengahkan masalah yang berkaitan dengan peran pelajar dalam menciptakan kamtibnas. Secara umum, pelajar merupakan bagian dari masyarakat . Oleh karena itu, pelajar tidak mungkin terlepas dari tanggung jawab dalam kamtibnas, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dengandemikian, skripsi ini diharapkan bisa bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam hal berbahasa. Terwujudnya skripsi ini tidak akan terlepas dari dorongan dan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu baik langsung maupun tidak . Bacalah teks tanggapan berikut untuk soal nomor 17 23! Teknologi yang Mengubah Dunia Oleh Wahyu Sibarani Teknologi automotif terus berkembang seiring berjalannya waktu. Pengaplikasian teknologi dalam dunia automotif semakin nyata. Teknologi tersebut mampu membawa perkembangan dunia automotif ke arah mobilitas cerdas. Inilah yang diharapkan dari terselenggaranya acara pameran Indonesia Internasional Motor Show IIMS 2013 di Jakarta. Beberapa produsen menyulap mesin-mesin mobil menjadi lebih bersahabat dengan lingkungan. Berbagai macam teknologi telah dikembangkan oleh produsen dan diaplikasikan dalam pameran yang ditampilkan, antara lain teknologi Earth Dream Technology dari Honda, teknologi Sky Actif dari Mazda, teknologi Ecoboost dari Ford, dan teknologi Hybrid dari Toyota, Mitsubishi, dan Nissan. Oleh karena itu, percayalah bahwa dunia automotif tidak akan berpangku tangan dalam memperbaiki dunia agar jauh lebih baik lagi. Pada artikel ini, penulis menggunakan bahasa yang komunikatif sehingga mudah dipahami oleh pembaca. Penulis juga membawa langsung pembaca ke dalam inti topik pembahasan sehingga terkesan tidak berbelit-belit. Sayangnya, pada tulisan ini, penulis tidak menyertakan gambar dari setiap contoh yang diberikan. Padahal, dengan menyertakan gambar, pembaca akan lebih mudah memahami dan mendapatkan gambaran yang lebih jelas. Dalam tulisan ini juga, tidak disertakan arti istilah-istilah teknologi automotif yang bagi penulis tidak membahas keunggulan dan kelemahan teknologi baru tersebut. Secara umum, artikel ini tentu sangat bermanfaat bagi pembaca, terutama yang mengemari automotif. Penulis artikel dengan tampilan, serta bahasa yang ringan membuat isi artikel jelas dan mudah dipahami oleh pembaca. Pandangan positif juga ditunjukkan oleh penulis terhadap perkembangan teknologi dari setiap produsennya yang berbeda-beda tersebut. Bagian awal teks yang berisi pernyataan umum tentang persoalan yang disampaikan penulis. Persoalan tersebut seperti masalah yang ditanggapi, tempat terjadinya peristiwa, dan jenis peristiwa yang terjadi disebut ... Pencapaian tertinggi dalam sebuah karya ilmiah adalah ketika dipublikasikan. Dengan publikasi jurnal ilmiah tidak hanya sebagai prasyarat akreditasi dan angka kredit melainkan juga memperkaya literasi keilmuan yang ada. Meskipun demikian dalam publikasi sebuah karya ilmiah terdapat beberapa etika yang perlu diperhatikan. Salah satu bentuk publikasi ilmiah adalah jurnal. Tidak semua artikel hasil penelitian dapat dikatakan sebagai jurnal ilmiah. Sebelum melakukan penulisan artikel pada jurnal ilmiah biasanya akan melakukan telaah pustaka terkait dengan teori dan penelitian terdahulu sesuai dengan bidang keilmuan yang menjadi masalah penelitian. Menulis hakikatnya merangkai ide dengan bantuan kata, kalimat, dan paragraf. Kata, kalimat, dan paragraf merupakan “wadah” untuk menyampaikan ide. Ide-ide itu terangkai dalam proposisi-proposisi yang kemudian diungkapkan dengan kalimat dan paragraf-paragraf. Pada saat yang sama, kita mengenal fakta, konsep, prinsip, dan prosedur. Hasil pemikiran dan atau kajian selanjutnya dituangkan dalam bentuk makalah, laporan penelitian, artikel atau wujud karya ilmiah yang lain. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Article Available in Education Zone MENULIS DAN MEMPUBLIKASIKAN ARTIKEL ILMIAH UNTUK JURNAL TABRANI. ZA Fakultas Agama Islam Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh PENDAHULUAN Pencapaian tertinggi dalam sebuah karya ilmiah adalah ketika dipublikasikan. Dengan publikasi jurnal ilmiah tidak hanya sebagai prasyarat akreditasi dan angka kredit melainkan juga memperkaya literasi keilmuan yang ada. Meskipun demikian dalam publikasi sebuah karya ilmiah terdapat beberapa etika yang perlu diperhatikan. Salah satu bentuk publikasi ilmiah adalah jurnal. Tidak semua artikel hasil penelitian dapat dikatakan sebagai jurnal ilmiah. Sebelum melakukan penulisan artikel pada jurnal ilmiah biasanya akan melakukan telaah pustaka terkait dengan teori dan penelitian terdahulu sesuai dengan bidang keilmuan yang menjadi masalah penelitian. Menulis hakikatnya merangkai ide dengan bantuan kata, kalimat, dan paragraf. Kata, kalimat, dan paragraf merupakan “wadah” untuk menyampaikan ide. Ide-ide itu terangkai dalam proposisi-proposisi yang kemudian diungkapkan dengan kalimat dan paragraf-paragraf. Pada saat yang sama, kita mengenal fakta, konsep, prinsip, dan prosedur. Hasil pemikiran dan atau kajian selanjutnya dituangkan dalam bentuk makalah, laporan penelitian, artikel atau wujud karya ilmiah yang lain. Ada tujuh hal penting agar dapat menghasilkan tulisan yang bermutu. Bermutu artinya karyanya berkualitas baik, yaitu isinya benar, akurat, cermat, rinci, mendalam atau analisisnya tajam, mudah dipahami/diikuti oleh alur berpikirnya, terbebas dari plagiasi. Tulisan benar artinya benar menurut hukum agama dan landasan keilmuan masing-masing. Akurat, artinya, data yang disajikan atau hasil penelitian yang dikutip atau gagasan yang dikemukakan dapat dipertanggungjawabkan. Cermat, artinya, teliti yakni tidak ada yang kurang atau berlebih atau tidak ada yang salah tempat atau salah kutip halaman sekalipun. Rinci, artinya setiap bagian atau aspek yang disuguhkan dijabarkan ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil sesuai dengan cakupan atau rinciannya masing-masing. Selanjutnya, jabaran yang rinci tersebut masing-masing dijelaskan secara mendalam melalui analisis yang tajam. Berikutnya, mudah diikuti. Agar mudah diikuti, sajian ditata dalam urutan yang logis, dari yang mudah menuju sulit, dari dekat menuju jauh, dari sederhana menuju kompleks, dari global atau garis besar menuju rinci, dari lampau menuju kini atau sebaliknya dari kini menuju lampau. Uraian disajikan dengan menggunakan pilihan kata yang dipahami oleh calon pembaca, menggunakan kalimat yang jelas subjek predikatnya, dan menggunakan paragraf yang Article Available in Education Zone jelas ide pokoknya. Terakhir, tulisan harus terbebas dari plagiasi. Artinya, bila mengutip pendapat orang lain, atau data orang lain atau data lembaga, atau temuan orang lain, wajib dilakukan secara hati-hati dan cermat dengan memperhatikan cara-cara pengutipan dan perujukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku sehingga tidak terjerumus ke perilaku plagiasi, baik disengaja maupun tidak. Artikel untuk jurnal ilmiah dibedakan menjadi dua jenis, yakni artikel hasil penelitian dan artikel gagasan konseptual artikel review. Kedua jenis artikel itu mempunyai bahan dan komponen yang berbeda. Artikel hasil penelitian, bahan dasarnya adalah laporan sebuah penelitian. Bertolak dari laporan penelitian, penulis artikel mengolah laporan penelitian itu menjadi artikel hasil penelitian. Sementara itu, artikel gagasan konseptual bahannya adalah gagasan atau pemikiran penulis. Gagasan atau pemikiran penulis selanjutnya dipadukan dengan gagasan-gagasan para penulis atau ahli sebelumnya. Bisa juga dipadukan dengan hasil-hasil penelitian sebelumnya. Bila ingin dimuat dalam jurnal ilmiah, artikel yang dikirimkan oleh penulis kepada dewan penyunting jurnal harus bermutu. Selain bermutu, isi artikel harus sesuai dengan bidang cakupan jurnal yang dituju serta sesuai dengan panduan penulisan jurnal yang dituju. Sekalipun bermutu, artikel ekonomi misalnya bila dikirimkan ke jurnal ilmiah yang bidang cakupannya bahasa, artikel itu pasti tidak akan dimuat. Nah, bagaimana artikel yang bermutu? KANDUNGAN KARYA ILMIAH Terdapat beberapa unsur atau kandungan karya ilmiah makalah, laporan penelitian, artikel, buku, atau bentuk lainnya, yang terdiri atas 9 unsur berikut. 1. Gagasan dan/atau klaim penulis. Gagasan ilmiah berupa pernyataan ilmiah penulis mengenai suatu hal atau masalah atau konsep atau prosedur atau teori tertentu yang dijelaskan lebih lanjut dengan menggunakan contoh atau ilustrasi atau rincian atau bukti tertentu. Gagasan ilmiah ini sangat penting karena merupakan unsur yang dapat membedakan dengan tulisan orang lain. Orisinalitas tulisan juga akan muncul melalui gagasan ini. 2. Fakta sekumpulan kejadian atau peristiwa nyata yang terkait dengan hal/entitas tertentu yang sedang dijelaskan oleh penulis. Fakta bersifat sporadis. 3. Data penelitian fakta yang tersusun sistematis, dikumpulkan dengan instrumen tertentu untuk tujuan penelitian tertentu. Data bersifat sistematis. 4. Pandangan-pandangan ahli sebelumnya pemikiran-pemikiran atau gagasan ahli di bidangnya, baik yang telah teruji maupun belum, mengenai suatu hal atau masalah atau konsep atau prosedur atau teori tertentu. 5. Hasil-hasil penelitian data penelitian yang telah dianalisis dengan teknik tertentu untuk menjawab rumusan masalah yg telah ditetapkan. Article Available in Education Zone 6. Teori-teori yang relevan, termasuk konsep-konsep dan prosedur yang relevan penjelasan sistematis yg komprehensif dan tuntas ttg suatu hal/fenomena/entitas oleh pakar di bidangnya berdasarkan penelitian dan/atau gagasan-gagasan ilmiahnya. 1-6 termasuk unsur isi. 7. Penalaran, merujuk kepada bagaimana isi KI itu diuraikan atau dijabarkan, dihubung-hubungkan, dan disusun dalam jalinan yang padu dan sistematis. Tulisan yang baik berawal dari organisasi gagasan yang baik. Organisasi gagasan itu terbangun melalui penalaran penulisnya. 8. Bahasa, mencakup pilihan dan bentukan kata, kalimat, paragraf, dan penggunaan ejaan/tanda baca secara cermat. 9. Tampilan visual, dapat berupa gambar, grafik, bagan, atau lainnya. ASPEK PENTING DALAM ARTIKEL ILMIAH 1. Baru, yakni substansi perihalnya atau sudut pandang/metode yang digunakan. Tulisan tidak hanya mengemukakan kembali. Untuk itu, penulis harus berani berpikir beda bahkan kalau perlu melawan arus. Bila substansi sudah ditetapkan, langkah selanjutnya adalah mengumpulkan bahan-bahan pandangan ahli, hasil penelitian, teori, hasil observasi, dll. dari berbagai sumber buku referensi, jurnal, laporan penelitian, makalah. Apabila substansi kurang baru atau bahkan sudah banyak dibahas orang, pilihlah sudut pandang yang baru. Termasuk sudut pandang adalah metode yang digunakan. Sebelum mengemukakan gagasan baru, kita wajib menelusuri atau melacak gagasan-gagasan “lama” yang telah dikemukakan sebelumnya. Setelah berhasil menemukan gagasan-gagasan “lama” itulah, penulis berikutnya akan lebih mudah mengemukakan pemikirannya yang berbeda atau baru bila dibandingkan dengan gagasan-gagasan “lama” tersebut. Tanpa didahului dengan menemukan gagasan “lama”, penulis berikutnya bisa “tertipu” karena dikiranya gagasan yang dikemukakan itu baru, ternyata sudah banyak ditulis atau dikemukakan orang lain atau penulis-penulis sebelumnya. Di sinilah perlunya setiap peneliti/penulis menelusuri gagasan-gagasan peneliti/penulis terdahulu. Berikut beberapa contoh gagasan “lama” yang telah dikemukakan para peneliti/penulis terdahulu seputar bagaimana mengajarkan atau lebih tepatnya membelajarkan siswa untuk berpikir di sekolah. 1 Eggen and Kauchak 2001 believe the best approach to teach for thinking occurs when it is taught explicitly and within the context of the reguler curriculum Lang dan Evans, 2006 443, dalam buku yang berjudul Models, Strategies, and Methods for Effective Teaching. ....2 These results provide robust evidence that explicit instruction is an effective method for teaching critical thinking skills to high school students. Dikutip dari artikel berjudul Pedagogy for developing critical thinking in adolescents Explicit instruction produces greatest Article Available in Education Zone gains, karya Lisa M. Marina, Diane F. Halpernb, dalam jurnal Thinking Skills and Creativity, halaman 1-13, tahun 2011. 3 Critical thinking is a learnable skill; the instructor and peers are resources in developing c¡itical thinking skills. Padangan ini dikemukakan oleh John C. Bean, dalam buku Engaging Ideas, 2001. Itu berarti, apabila penulis berikutnya akan menawarkan gagasan baru seputar pembelajaran berpikir wajib menjelaskan terlebih dahulu gagasan-gagasan “lama” di atas. Setelah itu, barulah dikemukakan gagasan baru yang ditawarkan. Dengan demikian, akan tampak jelas di mana letak kebaruan dan keunggulan gagasan yang kita tawarkan. 2. Benar, yakni benar menurut kaidah keilmuan masing-masing, didukung data dan hasil penelitian atau setidaknya pandangan ahli. Bagaimana kalau perihalnya baru/belum banyak dibahas para ahli? Dalam filsafat ilmu, kita mengenal teori kebenaran, yakni teori korespondensi, koherensi, dan pragmatik. Menurut pandangan koherensi, sesuatu benar bila pemikiran kita koheren atau tidak bertentangan atau koheren dengan teori yang sudah ada. Bagaimana bila pemikiran kita yang baru melawan arus? 3. Mendalam, cara pembahasannya. Dengan pembahasan yang mendalam, dimensi yang dipentingkan adalah dimensi vertikal, bukan horizontal. Bagaimana pembahasan yang mendalam itu? Pembahasan yang tidak hanya pada kulit-kulit atau permukaannya, misalnya, bukan hanya definisi atau ciri-ciri. Akan tetapi sampai pada kandungan isi yang paling dalam, hubungan-hubungannya, dan perbedaan-persamaannya. 4. Tuntas, yakni tidak ada yang tersisa. Aspek-aspek yang terkait dibahas semuanya, tidak ada yang tersisa. Bagaimana kalau ada pembatasan jumlah halaman, misalnya? Dalam konteks ini, perlu penjelasan ruang lingkup atau pembatasan masalah. Yang telah ditetapkan sebagai ruang lingkup itulah yang wajib dibahas secara tuntas. Selain mencakup semua aspek, pembahasan yang tuntas juga mendalam. 5. Bermanfaat, bagi pengembangan ilmu dan kehidupan praktis. Tulisan ilmiah wajib memenuhi kedua manfaat itu. Tulisan ilmiah bermula dari praktik kehidupan nyata yang diteorikan induktif atau dari teori yang dipraktikkan deduktif kemudian dituliskan atau mondar-mandir dari teori ke praktik, dari praktik ke teori. Teori baru membenahi teori lama berdasarkan temuan baru dalam praktik. Untuk kehidupan praktis, perihal yang dibahas diarahkan untuk memecahkan masalah yang terjadi di tengah masyarakat. 6. Terhindar dari Plagiasi, sekecil apa pun. Di atas segalanya, tulisan ilmiah wajib terhindari dari plagiasi, apa pun wujudnya, baik disengaja maupun tidak disengaja, baik plagiasi dari karya orang lain maupun dari karya sendiri autoplagiasi. Lebih baik, tulisan itu sederhana akan tetapi asli karya sendiri, daripada analisisnya canggih atau kompleks tetapi hasil plagiasi. Agar terhindar dari plagiasi, utamakan Article Available in Education Zone gagasan baru milik sendiri. Gagasan baru yang dikemukakan harus kuat atau menonjol, sementara gagasan orang lain cukup sebagai pendukung atau pelengkapnya. Dengan cara ini, plagiasi dapat dihindari. Dari penjelasan di atas, unsur atau kandungan karya ilmiah merujuk pada kandungan substantif isi yang ada dalam karya ilmiah, sementara itu komponen karya ilmiah merujuk pada kandungan komponensial yang berkaitan dengan kerangka sistematik. Unsur karya ilmiah ada dalam setiap kalimat dan paragraf. Selanjutnya, kalimat dan paragraf tersebut ada dalam setiap komponen karya ilmiah. KONSEP DAN PRINSIP MENGUBAH DAN MENGOLAH HASIL PENELITIAN MENJADI ARTIKEL 1. Mengolah laporan penelitian menjadi artikel untuk jurnal ilmiah. Mengapa tidak dipilih ungkapan atau sebutan mengolah hasil penelitian tetapi laporan penelitian? Ya, hasil penelitian mungkin masih berupa hasil analisis data penelitian, mungkin sudah dibahasakan mungkin juga belum bab hasil atau belum berupa bab hasil. Padahal, yang dimanfaatkan menjadi artikel untuk jurnal ilmiah itu bukan hanya bagian hasil saja, tetapi juga bagian-bagian yang lain. Dari bagian pendahuluan, yang dapat dimanfaatkan terutama 1 latar belakang, 2 teori utama, 3 penelitian terdahulu, dan 4 tujuan penelitian. Sementara itu, dari bagian metode penelitian, yang akan diolah menjadi bagian artikel adalah 1 pendekatan dan desain penelitian, 2 sumber data, 3 instrumen, 4 teknik pengumpulan data, 5 wujud data, dan 6 teknik analisis data. Dari bagian hasil, seluruhnya dapat dimanfaatkan untuk menulis artikel akan tetapi dikemas dalam bentuk yang lebih ringkas dan padat. Dari bagian pembahasan, seluruhnya juga dapat diolah menjadi bagian pembahasan dalam artikel. Demikian juga, dari simpulan dan saran, sepenuhnya dapat dimanfaatkan/diolah untuk bagian simpulan dan saran dalam artikel. 2. Prinsip-prinsip dalam mengolah laporan penelitian menjadi artikel. a. Pertama, jujur dan bertanggung jawab. Jujur dan bertanggung jawab terutama untuk dua hal, yakni terkait dengan isi dan penulis. Penulis harus jujur melaporkan seluruh isi laporan penelitian ke dalam artikel yang ditulis. Seperti telah dijelaskan pada bagian lain, dari sebuah artikel maksimal hanya dapat diolah menjadi dua artikel, yakni artikel pertama yang berkaitan dengan kajian pustaka atau teori-teori yang mendasari artikel gagasan konseptual dan artikel kedua yang berisi temuan penelitian sesuai dengan jumlah rumusan masalah. Tidak etis, bila setiap rumusan masalah diolah menjadi satu artikel. Terkait dengan penulis, penulis artikel adalah semua penulis laporan penelitian. Sangat tidak etis dan tidak bertanggung jawab bila ada penulis yang tidak diikutkan atau tidak dicantumkan pada artikel, apa pun alasannya. Sekalipun ada penulis yang Article Available in Education Zone meninggal, misalnya, atau sebenarnya mengizinkan dirinya tidak disertakan dalam artikel, sekali lagi tidak etis dan tidak bertanggung jawab bila penulis itu tidak dicantumkan namanya pada artikel. b. Prinsip kedua dalam mengolah laporan penelitian menjadi artikel adalah tuntas dan mendalam. Penjelasan dan uraian dalam artikel hasil penelitian harus tuntas dan mendalam. Tuntas artinya tidak ada yang tersisa atau menyisakan pertanyaan. Kalaupun ada pertanyaan lanjutan, itu adalah pertanyaan baru yang memang dimunculkan untuk menggugah peneliti berikutnya. Akan tetapi dalam konteks tujan penelitian yang telah dicanangkan dalam penelitian harus tuntas dijelaskan dalam artikel itu. Sementara itu, penjelasan setiap aspek atau subaspek yang menjadi bagian dari setiap tujuan penelitian harus mendalam, yakni menukik dan tidak melebar. Mengapa? Yang melebar akan cenderung dangkal. Sekalipun harus tuntas dan mendalam, sajiannya tetap harus padat. Artinya, setiap kalimat dan paragrafnya harus bernas. Tidak boleh ada kalimat dan paragraf yang kopong. c. Prinsip ketiga, menjaga untuk terhindar dari autoplagiasi. Sekalipun laporan penelitian itu merupakan karya sendiri, penulis artikel harus menganggap laporan penelitian itu karya orang lain. Karena dianggap karya orang lain, ketika mengolah “bahan mentah” itu menjadi laporan harus berhati-hati dan mengikuti kaidah yang benar sehingga terhindar dari autoplagiasi. d. Prinsip keempat, menghindari tulisan yang hanya mengemukakan kembali. Isi artikel hasil penelitian memang harus sama dengan isi laporan penelitian, tidak boleh dikurangi atau ditambah. Dengan kata lain, isi artikel hasil penelitian harus sama persis dengan isi laporan penelitian. Walaupun demikian, agar terhindar dari autoplagiasi, isi yang sama itu harus dikemukakan kembali. Pilihan kata, kalimat, dan paragraf artikel hasil penelitian harus baru. Yang boleh sama persis hanyalah 1 tujuan penelitian, 2 pernyataan hasil penelitian, 3 aspek-aspek penting pembahasan, dan 4 simpulan dan saran. e. Prinsip kelima, laporan penelitian dan artikel untuk jurnal ilmiah merupakan dua karya yang berbeda. Karena merupakan dua karya yang berbeda, maka harus ada upaya penulis untuk menjadikan laporan dan artikel untuk jurnal itu bila disandingkan tampak nyata perbedaannya, kecuali tujuan penelitian dan simpulannya. Bagaimana caranya? Ikuti, arahan berikut 1 Tujuan penelitian harus ditulis kembali sama dengan yang ada dalam laporan penelitian. Demikian juga, pernyataan hasil penelitian. Ingat yang sama itu hanya pernyataan, misalnya satu kalimat. Akan tetapi, jabarannya harus menggunakan kalimat dan paragraf yang berbeda. Demikian juga, aspek-aspek penting dalam pembahasan juga harus sama dengan yang dilaporkan, akan tetapi kalimat dan paragrafnya harus baru. Sementara itu, simpulan dan Article Available in Education Zone saran yang sangat padat itu boleh sama dengan yang disajikan dalam laporan penelitian. 2 Bagaimana isi pendahuluan? Pendahuluan berisi latar belakang, teori utama, penelitian terdahulu, dan diakhiri tujuan penelitian. Pilih 2-3 latar belakang terpenting yang ada dalam laporan penelitian. Itu berarti, harus dikemukakan kembali, tidak boleh kopi paste dari laporan penelitian. Demikian juga mengenai teori utama. Teori utama dalam laporan penelitian tersebar dalam latar belakang, kajian pustaka, dan mungkin pembahasan. Dalam artikel, teori utama dipadatkan dalam latar belakang. Mengenai penelitian terdahulu, juga dapat disarikan yang terpenting, dengan gaya pengungkapan yang berbeda. Terakhir, tujuan penelitian, inilah yang boleh sama persis atau copy paste dari laporan penelitian. Bahkan tujuan penelitian ini harus sama sejak dari proposal penelitian. 3 Metode penelitian. Isi metode penelitian adalah pendekatan dan desain penelitian, sumber data, instrumen, teknik pengumpulan data, wujud data, dan teknik analisis data. Enam aspek itu harus disarikan dari laporan penelitian dan disajikan dalam paragraf-paragraf, bukan sub-subbab seperti pada laporan penelitian. Karena harus padat [hanya 15%, yakni 2-3 halaman dari keseluruhan halaman artikel, bagian ini pasti harus dikemukakan kembali dari bahan mentah yang panjang lemabar dalam laporan penelitian bisa 10-20 halaman. KOMPONEN ARTIKEL ILMIAH 1. ARTIKEL HASIL PENELITIAN 12-20 halaman a. Judul, 10-15 kata, jelas, menarik, tidak membohongi pembaca; b. Penulis, tanpa gelar akademik gelar kekerabatan boleh dicantumkan; c. Abstrak 100-150 kata, bukan pengantar, hanya 1 paragraf; d. Kata kunci 3-5 kata/kelp. Kata, merujuk kepada konsep, bukan kata umum; e. pendahuluan, yg diakhiri tujuan penelitian, 10%, ada rujukan; f. Metode, 15% pendekatan, sumber data, instrumen, teknik pengumpulan data, wujud data, dan teknik analisis data; g. Hasil, 20%, sesuai dgn tujuan penelitian; h. Pembahasan, minimal 40%, banyak rujukan; i. Simpulan dan Saran, sejalan dgn tujuan penelitian; j. Daftar Rujukan yang 1 primer jurnal, yakni hasil/simpulan penelitiannya, sedangkan teori atau pandangan ahli tetap merujuk ke sumber aslinya, 2 mutakhir 10 th,3 relevan sesuai bidang/topik; k. Lampiran bila diperlukan. Article Available in Education Zone 2. ARTIKEL NON-HASIL PENELITIAN GAGASAN KONSEPTUAL a. Judul, 7-12 kata b. Penulis, tanpa gelar akademik c. Abstrak, 100-150 kata, berisi saripati, bukan pengantar d. Kata kunci 3-5 kata atau kelompok kata e. pendahuluan, maksimal 20%, yang diakhiri ruang lingkup tulisan. Terdiri atas paragraf-paragraf, yang isinya mengenai latar belakang dipilihnya/dibahasnya topik, teori utama, ruang lingkup artikel tulisan. f. pembahasan, minimal 70%, yang direalisasikan dalam wujud pembaban heading sesuai dengan ruang lingkup tulisan g. Penutup, dapat berisi catatan akhir dan/atau simpulan dan saran h. Daftar rujukan, hanya sumber yang benar-benar dirujuk, 10 tahun terakhir i. Lampiran bila diperlukan 3. SEKILAS TATA SUSUNAN a. Pendahuluan Pendahuluan tanpa subjudul, berisi a latar belakang 2-3 yang terpenting, b teori utama, c penelitian terdahulu yang relevan, dan d diakhiri pernyataan tujuan penelitian. Dalam pendahuluan harus ada rujukan yang relevan. Panjang pendahuluan +/-10% dari keseluruhan jumlah halaman artikel. b. Metode Penelitian 1 Metode penelitian berisi 1 pendekatan dan desain penelitian, 2 sumber data, 3 instrumen penelitian, 4 teknik pengumpulan data, 5 wujud data, dan 6 teknik analisis. Keenam aspek metode itu pangkalnya dari masalah dan tujuan penelitian. Oleh karena itu, bila masalah dan tujuan penelitian sudah mantap, semuanya dapat dikerjakan dengan mudah. Artinya, pendekatan dan desain apa yang dipilih, apa sumber datanya, apa instrumennya, apa teknik pengumpulan data yang akan digunakan, apa wujud data yang akan diperoleh, dan bagaimana data itu dianalisis, setelah masalah dan tujuan penelitian dipastikan, mulai dapat ditentukan. 2 Yang sering salah pada bagian metode penelitian. Pertama, bagian ini hanya seperti copy-paste-edit dari laporan penelitian sebelumnya yang masalahnya memang mirip. Kedua, terlalu banyak berteori yang tidak perlu. Ketiga, penjelasan bersifat umum, tidak khas. Keempat, penjelasan tentang instrumen tidak dieksplisitkan dan validasinya tidak dijelaskan. Kelima, instrumen buatan sendiri tanpa validasi atau validasi hanya basa-basi. Keenam, langkah analisis data tidak jelas. Article Available in Education Zone 3 Bagaimana seharusnya bagian metode penelitian ini dikembangkan? Pertama, metode penelitian harus khas sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian serta data yang akan dianalisis. Kedua, alasan dipilihnya pendekatan, desain, dan instrumen penelitian serta sumber data, teknik pengumpulan data, wujud data, dan teknik analisis data, itulah yang perlu dijelaskan memadai. Pada bagian metode boleh ada rujukan tetapi untuk hal-hal yang khas, penting atau belum populer. Ketiga, metode penelitian berisi keterangan apa yang telah dilakukan dalam penelitian, bukan teori penelitian. Dalam penelitian kualitatif, misalnya, disebutkan analisis data dilakukan melalui reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan. Keterangan seperti ini terlalu umum. Semua penelitian kualitatif akan mirip seperti itu. Seharusnya, apa kegiatan nyata reduksi data dalam penelitian tertentu itu dilakukan? Apa hasil reduksi? Misalnya, reduksi dengan membuang hasil/isi wawancara yang terlalu melebar, sehingga transkrip wawancara yang semula 100 halaman tinggal 40 halaman, dengan kandungan isi yang bagaimana sesuai dengan rumusan masalah/tujuan penelitian. Itu semestinya yang harus dijelaskan. Hindari penjelasan yang bersifat umum, yang bila digunakan untuk penelitian lain, penjelasan itu juga bisa. Keadaan itu membuktikan bahwa metode penelitian yang dipaparkan tidak khas. c. Pembahasan 1 Pembahasan, berisi penjelasan terkait dengan hasil penelitian setelah dikaitkan atau dipertentangkan atau disandingkan dengan a penelitian terdahulu, dan b pandangan ahli atau teori yang telah mapan. Berdasarkan a dan b dapat dirumuskan bagaimana posisi temuan penelitian dalam konstruksi teori yang “mapan”. 2 Pembahasan untuk setiap aspek, awali dengan rumusan satu kalimat padat yang merupakan saripati hasil penelitian aspek itu. Hindari pembahasan yang hanya mengulang hasil penelitian dan sedikit diberi komentar. 3 Rumusan satu kalimat padat itulah yang selanjutnya dibahas, dengan rujukan primer, mutakhir, dan relevan. Dengan demikian, pada bagian pembahasan ini pasti banyak rujukan. 4 Bagian pembahasan merupakan bagian paling banyak dalam laporan penelitian sekurang-kurangnya 40% dari jumlah keseluruhan halaman laporan, atau paling tidak tiga kali dari jumlah halaman hasil penelitian. 5 Keluasan, kerincian, dan kedalaman pembahasan sesungguhnya relatif. Akan tetapi, yang perlu diingat bahwa pada bagian pembahasan ini, sekurang-kurangnya peneliti/penulis laporan harus bisa menunjukkan 1 perbedaan temuannya dengan temuan atau penelitian sebelumnya, 2 persamaan atau Article Available in Education Zone letak persinggungan temuannya dengan temuan atau teori sebelumnya, 3 posisi temuannya terhadap teori yang sudah mapan saat ini, dan 4 implikasi temuannya terhadap kebijakan atau dimensi praktis yang relevan dalam kehidupan sehari-hari. 6 Yang perlu dihindari dalam menulis pembahasan, adalah 1 mengutip kembali hasil penelitian dan ditambah dengan sedikit komentar peneliti, 2 langsung mengutip pandangan ahli, membahasnya panjang lebar tetapi tidak jelas kaitannya dengan temuan yang sedang dibahas, 3 mengutip kembali hasil penelitian dan disandingkan dengan pendapat ahli, lalu buru-buru disimpulkan, dan 4 pembahasan yang tanpa rujukan sama sekali, sehingga hanya berisi komentar peneliti. Keempat kemungkinan di atas harus dihindari atau jangan sampai terjadi. 7 Yang dianjurkan dalam mengembangkan bagian pembahasan adalah pertama, awali pembahasan setiap tujuan penelitian atau aspek tujuan penelitian dengan satu kalimat padat yang berisi saripati hasil penelitian. Isi kalimat padat inilah kemudian yang dibahas lebih lanjut untuk lima isi pembahasan di atas. Kalimat padat inilah yang mencegah terjadinya pengulangan hasil pada bagian pembahasan ini. Kedua, aspek-aspek temuan dibedah dikaitkan dengan teori, pandangan ahli, dan penelitian sebelumnya. Ketiga, bagian pembahasan disertai kutipan/rujukan yang relevan, mutakhir, dan dari sumber primer. d. Simpulan dan Saran Penutup 1 Simpulan conclusion itu bukan hasil result atau rangkuman atau ringkasan summary atau pembahasan discussion yang diulang kembali. Untuk menuju simpulan, memang berawal dari hasil kemudian dibahas dan barulah sampai pada simpulan. 2 Simpulan atau konklusi itu tiga tingkat di atas hasil. Simpulan dirumuskan setelah hasil dibahas atau melalui pembahasan. Oleh karena itu, simpulan harus lebih “abstrak dan substantif” bila dibandingkan dengan hasil. Simpulan juga bukan hanya rangkuman hasil. 3 Simpulan dan saran harus nyambung terus, mulai dari pembahasan, hasil, metode penelitian, kajian pustaka, sampai dengan masalah/tujuan, dan latar belakang penelitian. 4 Aspek-aspek simpulan dan saran, sejajar dengan aspek-aspek hasil/pembahasan dan tentu saja masalah/tujuan penelitian. 5 Simpulan harus “abstrak” bukan hanya rangkuman atau hasil penelitian diulang kembali. “Abstrak” artinya setiap rumusan simpulan itu mengandung aspek substantif yang merupakan pernyataan ilmiah untuk “embrio teori”. Article Available in Education Zone 6 Saran harus jelas, siapa harus berbuat apa, dan tidak berlebihan atau melampaui batas. e. Merujuk dan Menulis Daftar Rujukan 1 Merujuk dan menulis daftar rujukan terkait dengan kejujuran, tanggung jawab, kesungguhan, dan kecermatan penulis. 2 Dalam proposal penelitian, perujukan umumnya ditemukan dalam bagian pendahuluan dan landasan teori. Sementara itu, dalam laporan penelitian, perujukan umumnya ditemukan dalam pendahuluan, kajian pustaka/teori, dan pembahasan. Pada artikel, versi di UM, perujukan ditemukan dalam pendahuluan dan pembahasan. 3 Hanya sumber yang benar-benar dirujuk yang dicantumkan dalam daftar rujukan. Sumber yang hanya dibaca tetapi tidak dirujuk tidak perlu dicantumkan dalam daftar rujukan. 4 Merujuk dan menulis daftar rujukan yang tidak cermat, berpotensi menjadi pintu masuk terjadinya perbuatan plagiasi ingat Permendiknas 17/2010. 5 Melakukan plagiasi sekali saja, akan menjadi titik hitam yang sulit dihapus dalam diri kita, atau dalam komunitas keilmuan kita. 6 Daftar rujukan, hanya berisi sumber-sumber yang benar-benar dirujuk. Artinya, yang dirujuk dalam naskah harus tercantum dalam daftar rujukan, dan yang tercantum dalam daftar rujukan harus dirujuk dalam naskah. Cara penulisan setiap jenis rujukan berbeda. Sebagai contoh, untuk rujukan yang berupa jurnal ilmiah, perlu dicantumkan nomor halaman tempat artikel itu dimuat. 7 Secara keseluruhan, rujukan wajib merepresentasikan masalah penelitian, substansi kajian, dan metode penelitian. 8 Daftar rujukan, sebagian besar harus primer jurnal, mutakhir 10 tahun terakhir, dan relevan dengan rumusan masalah. 9 Untuk menulis daftar rujukan, banyak versi yang dapat diikuti, misalnya yang berlaku di dunia internasional adalah MLA, APA, dan Harvard. Di Indonesia, setiap lembaga juga memiliki ketentuan yang berbeda-beda, misalnya LIPI, Badan Bahasa, IDI, dan bahkan setiap perguruan tinggi juga memiliki ketentuan sendiri. Silakan pilih yang mana saja, yang penting konsisten. Kelemahan perujukan • Disebut dalam naskah... Tabrani. ZA, 2015, tetapi tidak ada dalam daftar rujukan; • Tercantum dalam daftar rujukan tetapi tidak ada dalam naskah; • Tercantum dalam daftar dan ada dalam naskah, akan tetapi tahun terbit berbeda; Article Available in Education Zone • Tercantum dalam daftar dan ada dalam naskah, tahun terbit sama, tetapi tidak ada nomor halaman untuk artikel dari jurnal; • Tercantum dalam daftar dan ada dalam naskah, tahun terbit sama, tetapi judul buku/sumber tidak dicetak miring atau cara penulisannya bagian-bagian lain tidak cermat. f. Penulisan Tampilan Visual 1 Penulisan tampilan visual tabel, grafik, gambar, atau lainnya. Tampilan visual yang sangat penting, sertakan dalam teks yang relevan. Tampilan visual yang kurang penting sertakan pada lampiran saja. Contoh tampilan visual yang kurang penting misalnya jumlah laki-laki dan perempuan sebagai data penelitian, baik yang ditampilkan dalam tabel, maupun histogram atau tampilan visual lainnya. 2 Tampilan visual yang sangat penting ditandai oleh 1 teks tidak sempurna bila tampilan visual itu tidak dihadirkan, 2 tampilan visual langsung dibahas dan sekaligus merupakan bagian tak terpisahkan dari teks yang melingkupinya, atau 3 data atau informasi yang tersaji pada tampilan visual tidak bisa digantikan dengan uraian yang berupa kata-kata. TAHAPAN PENULISAN ARTIKEL ILMIAH PRAMENULIS. Produk puncak pramenulis adalah terwujudnya kerangka tulisan atau kerangka karangan. Untuk menghasilkan kerangka tulisan penulis 1 membaca berbagai sumber buku, laporan penelitian, jurnal, majalah, dan sumber-sumber lainnya baik tercetak maupun yang tersaji secara online, yang dapat disertai kegiatan pengutipan dan membuat kutipan tematik atau anotasi bibliografi tematik, 2 merenung/berpikir berdiskusi dalam diri sendiri, 3 berdiskusi berpikir dengan orang lain, 4 melakukan pengamatan yang dapat disertai kegiatan pencatatan, dan 5 melakukan kegiatan lainnya yang bermanfaat untuk menghasilkan kerangka tulisan. Urutan kelima kegiatan itu tidak prosedural. Artinya, dapat dimulai dari mana saja. Mungkin diawali dari pengamatan dilanjutkan membaca sumber atau berdiskusi dulu dan setelah itu membaca sumber dan melakukan pengamatan. Dari proses itu akhirnya akan dihasilkan kerangka tulisan yang baik, yakni sistematis urutannya, rinci jabarannya, lengkap informasinya, dan mendalam analisis/kajiannya. KITA BUAT SEBAGAI CONTOH DENGAN JUDUL MENULIS UNTUK BELAJAR Dari topik dan sekaligus judul, Menulis untuk Belajar, dapat dikembangkan kerangka karangan berikut  Pendahuluan Mengapa menulis untuk belajar itu penting? Munculkan 3-4 kalimat utama. 1 menulis mengondisikan atau menantang mahasiswa berpikir. 2 Menulis Article Available in Education Zone menuntut mahasiswa menjabarkan sesuatu yang ditulis. 3 Menulis melatih mahasiswa menghubungkan pengetahuan lamanya dengan yang baru. 4 Menulis menuntut mahasiswa mendalami sesuatu yang ditulis. Empat kalimat utama itulah yang selanjutnya dijabarkan menjadi 4 paragraf.  Teori terpenting menulis untuk belajar Ruang lingkup menulis untuk belajar 1 sejarah menulis untuk belajar, 2 alasan dijadikannya menulis untuk belajar, 3 realisasi atau praktik menulis untuk belajar, 4 keuntungan/manfaat bagi siswa/mahasiswa dengan menulis untuk belajar, dan 5 masalah yang ditemukan untuk menerapkan menulis untuk belajar dan pemecahannya.  Pembahasan, mencakup 1 sejarah menulis untuk belajar, 2 alasan dijadikannya menulis untuk belajar, 3 realisasi atau praktik menulis untuk belajar, 4 keuntungan/manfaat bagi siswa/mahasiswa dengan menulis untuk belajar, dan 5 masalah yang ditemukan untuk menerapkan menulis untuk belajar dan pemecahannya.  Penutup, simpulan dan saran mengenai 5 hal dalam ruang lingkup.  Daftar Rujukan, berisi sumber-sumber yang benar-benar dirujuk dalam teks MENULIS UNTUK BELAJAR. MEMBUAT DAN MENYEMPURNAKAN KARYA ILMIAH MENULIS, secara teknis sesungguhnya merupakan kegiatan menjabarkan kerangka tulisan menjadi kalimat-kalimat, paragraf-paragraf, dan sub-subbab/bab. Dalam proses itu, pemilihan kata dan penggunaan ejaan dan tanda baca sangat penting. Kata atau kelompok kata akan mewadahi gagasan yang akan disampaikan penulis kepada calon pembaca. Akan tetapi, gagasan terkecil yang paling sempurna yang dimiliki penulis berupa kalimat utama, bukan pada kata atau kelompok kata. Oleh karena itu, untuk menghasilkan tulisan yang rinci dan sistematis, setelah kerangka tulisan terwujud, mulailah dengan merumuskan kalimat-kalimat utama untuk setiap bagian tulisan. Sebagai contoh, untuk bagian pendahuluan suatu artikel, sudah cukup memadai bila calon penulis dapat menyiapkan 5-7 kalimat utama untuk selanjutnya dijabarkan menjadi 5-7 paragraf. Penjabaran kerangka tulisan dilakukan dengan merangkai kalimat-kalimat dan paragraf-paragraf. Kalimat-kalimat yang terangkai dalam paragraf dan paragraf-paragraf yang terangkai dalam sebuah tulisan dikemas dengan sebaik-baiknya. Intinya, kalimat-kalimat itu isinya saling mendukung, saling melengkapi, saling merinci dan memperjelas kalimat-kalimat yang lain. Satuan gagasan diikat oleh paragraf-paragraf. Analogi yang mudah adalah setiap judul makalah, laporan penelitian, artikel, atau buku itu dapat diibaratkan seperti sebuah pohon. Setiap pohon memiliki cabang, ranting, dan daun. Sebuah tulisan, ibaratnya sebuah pohon. Ia memiliki cabang-cabang subbab, ranting Article Available in Education Zone sub-subbab, dan daun rincian dalam sub-subbab, yang berupa paragraf-paragraf. Dalam setiap satuan itu harus menunjukkan adanya kesatuan dan kepaduan dalam levelnya masing-masing. MENYUNTING. Menyunting karya ilmiah, terutama artikel untuk jurnal ilmiah, diarahkan pada aspek ketepatan konsep dan peristilahan yang digunakan, penalaran, bahasa yang digunakan ejaan dan tanda baca, pilihan dan bentukan kata, bentukan kalimat, dan paragraf, dan format/sistematika. Melalui penyuntingan konsep dan peristilahan diharapkan tidak terjadi kesalahan penggunaan konsep dan peristilahan dalam bidang ilmu masing-masing. Penyuntingan penalaran merujuk pada ketepatan organisasi gagasan yang tercermin pada ruang lingkup tulisan dan uraian di dalamnya. Penyuntingan bahasa mengarah pada ketepatan ejaan dan tanda baca, ketepatan pilihan dan bentukan kata, ketepatan dan kecermatan pengembangan kalimat, kohesi dan koherensi paragraf termasuk antarparagraf. Penyuntingan format dan sistematika, diarahkan pada ketepatan gaya selingkung jurnal masing-masing, misalnya cara penulisan abstrak, pembaban heading, dan penulisan daftar rujukan secara konsisten lebih lengkap lihat Panduan Penyuntingan. MENYEMPURNAKAN. Berdasarkan hasil suntingan, karya ilmiah disempurnakan. Penyempurnaan karya ilmiah mencakup seluruh aspek penyuntingan konsep dan peristilahan, penalaran, bahasa, dan format. Empat aspek itulah yang harus disempurnakan. Melalui penyempurnaan itu karya ilmiah yang dihasilkan diharapkan “terbebas” dari kekurangan-kekurangan. MEMPUBLIKASIKAN. Secara umum, publikasi tulisan dapat dilakukan melalui koran, majalah, tabloid, jurnal, prosiding kumpulan makalah seminar yang diolah, ber-ISBN, dan buku. Untuk mempublikasikan tulisan kita juga dapat menerbitkannya melalui penerbit sendiri penerbit Indie, selain melalui penerbit-penerbit umum. BAHASA ARTIKEL ILMIAH 1. Perihal menggunakan bahasa Indonesia ditampilkan pada bagian akhir tulisan ini bukan berarti penggunaan bahasa tidak penting, akan tetapi sebaliknya, sangat penting. Artinya, sekalipun isi laporan penelitian itu baru, bermanfaat, rinci, dan mendalam, bila sajiannya tidak menggunakan bahasa Indonesia yang benar dan cermat, isi laporan penelitian itu tidak akan terpahami dengan baik oleh calon pembacanya. Itu berarti, temuan yang bermutu itu tidak sampai secara maksimal kepada masyarakat ilmiah yang menjadi sasarannya. 2. Perihal penggunaan bahasa Indonesia, yang paling penting adalah penggunaan kalimat efektif dan paragraf yang baik. Terkait dengan itu, pastilah pilihan dan bentukan katanya harus cermat, demikian pula penggunaan ejaan dan tanda bacanya. Gunakan kalimat yang efektif dan utamakan kalimat-kalimat pendek. Pilihlah paragraf deduktif, agar mudah menjelaskan gagasan-gagasannya demikian juga dengan bahasa Inggris. Article Available in Education Zone 3. Jangan malas mempelajari Pedoman Ejaan yang Disempurnakan EYD. Kamus juga harus tersedia di meja belajar. Bila menemukan bentukan kata yang meragukan jangan malas membuka EYD dan kamus. PERUJUKAN DALAM ARTIKEL ILMIAH 1. Menemukan rujukan secara cepat a. Tidak wajib mengetahui alamat situs web yang menyediakan sumber atau bahan rujukan. Yang lebih penting adalah mengetahui kata-kata kunci apakah yang relevan dengan masalah, topik yang akan ditulis, dan tujuan penelitian. Dari kata-kata kunci itulah Anda dapat menemukan sumber rujukan hampir tak terbatas dengan bantuan mesin pencari, misalnya google. b. Kata-kata kunci itu dapat ditemukan melalui tiga cara, yakni 1 mengarang sendiri berdasarkan insting akademik kita, 2 memanfaatkan kata kunci atau frasa yang terdapat dalam judul buku, judul bab, judul laporan penelitian atau judul artikel yang telah kita baca, dan 3 memanfaatkan kata kunci atau frasa yang ditemukan dalam buku atau artikel yang telah kita baca. Jumlah kata kunci akan terus berlipat. c. Ketika menggunakan sumber rujukan—termasuk dari internet—harus berhati-hati. Pilihlah rujukan yang 1 penulisnya jelas keahlian dan reputasinya, 2 lembaganya jelas dan kredibel bila penulisnya berupa lembaga, misalnya UNESCO, dan 3 dipublikasikan oleh jurnal terakreditasi atau bereputasi baik atau lembaga yang berkompetensi untuk jumlah penduduk lembaga yang berkompeten adalah BPS. d. Hindari rujukan yang 1 penulisnya tidak jelas keahlian dan asal-usul lembaganya, 2 hanya berupa diktat atau cetakan yang tidak jelas, 3 berupa makalah tetapi tidak jelas diseminarkan di mana, 4 hanya berupa bahan-bahan di blog atau media lainnya, 5 diterbitkan oleh media yang tidak jelas, dan 6 hanya berupa power point. Dari sumber-sumber itu, bila Anda menemukan kata kunci yang baik yang menginspirasi melacak lebih jauh, silakan dilacak melalui google. Siapa tahu, dari pelacakan itu ditemukan artikel yang baik. Nah, temuan dari artikel inilah yang dirujuk, bukan dari sumber-sumber yang tidak jelas itu. 2. Memahami sumber, mengutip, dan mengolah kutipan a. Sumber yang ditemukan tidak perlu diterjemahkan. Apabila ada kalimat atau paragraf yang sangat penting terkait dengan penelitian Anda, bila kurang puas dengan pemahaman kita sendiri, bolehkan diterjemahkan kepada ahlinya. Supaya hemat, kumpulkan kalimat atau paragraf-paragraf penting itu dalam satu atau beberapa halaman. b. Kutiplah kalimat atau pernyataan atau paragraf-paragraf penting yang terkait dengan masalah dan temuan penelitian. Kutiplah secara cermat, termasuk nomor Article Available in Education Zone halaman, tahun terbit, judul buku, kota tempat penerbitan, dan nama penerbit. Bila sumber itu berupa jurnal, jangan lupa nama jurnal dan halamannya. Demikian juga bila sumber itu berupa harian atau tabloid atau majalah. Untuk sumber berupa makalah, wajib dicatat di mana dan kapan makalah itu dibawakan, termasuk nama kegiatan seminarnya. c. Manfaatkan atau olahlah kutipan-kutipan itu secara cermat agar terhindar dari plagiasi. Pernyataan ilmiah atau temuan atau teori yang dikutip dapat dimanfaatkan untuk 1 mendukung atau memperkuat gagasan kita, 2 menjadi pembanding gagasan kita, 3 dipertentangkan dengan gagasan kita, 4 acuan atau dasar analisis, dan 5 dicari persamaan dan perbedaannya dengan gagasan atau temuan kita. d. Ketika menulis laporan penelitian dan artikel untuk jurnal, kita pasti memanfaatkan laporan penelitian terdahulu yang relevan. Laporan penelitian terdahulu yang relevan itu dapat berupa laporan penelitian khusus untuk penyelesaian studi skripsi/tesis/disertasi dan laporan penelitian umum yang tidak untuk penyelesaian studi. Simpulan penelitian sebelumnya biasanya dimanfaatkan untuk 1 menulis review penelitian terdahulu pada bagian latar belakang pendahuluan, 2 menulis pembahasan, yakni dalam rangka menyandingkan/ membandingkan/mempertentangkan temuan terbaru penelitian yang sedang dilaporkan dan penelitian sebelumnya. Ketika memanfaatkan laporan penelitian terdahulu untuk menulis laporan atau artikel hasil penelitian ini, ada rambu-rambu yang perlu ditaati berikut. e. Bukti perujukan yang dicantumkan nomor halamannya misalnya Suyono, 20094, berarti kutipan itu merupakan kutipan langsung, yakni pengutip mengambil sepenuhnya bagian yang dikutip copy-paste atau tanpa mengubah sedikitpun. Sementara itu, bukti perujukan yang tidak mencantumkan nomor halaman misalnya Suyono, 2009, berarti penulis melakukan kutipan tidak langsung, yakni hanya mengambil saripati gagasan penulis terdahulu yang kemudian dituangkan ke dalam tulisannya dengan menggunakan bahasa pengutip sendiri. Baik kutipan langsung maupun tidak langsung, keduanya harus dilakukan secara cermat agar tidak terjerumus ke dalam plagiasi. 3. Gagasan dan analisis peneliti harus kuat Pada saat mengolah kutipan, gagasan kita harus menonjol dan kuat. Gagasan kita harus secara nyata tampak “kebaruannya”. Hindari kebiasaan yang hanya mengekor atau menurut pendapat orang lain atau hanya mengemukakan kembali gagasan orang lain. Pada bagian ini, diperlukan keberanian berpikir beda, yang beralasan jelas dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Apabila kita berhasil tampil seperti itu, berarti pada diri Anda ada potensi untuk menjadi pemikir atau bahkan penemu teori. Article Available in Education Zone KAPAN ARTIKEL KITA AKAN DI MUAT???? ARTIKEL AKAN SEGERA DIMUAT BILA... 1 Isi, format, dan sajian sesuai dengan ketentuan/petunjuk bagi penulis halaman dalam sampul belakang atau halaman terakhir, mulai dari JUDUL sampai dengan DAFTAR RUJUKAN. Artikel gagasan konseptual dan hasil penelitian berbeda. Proporsi antarbagian juga sangat penting. Yang terjadi, penulis malas mengikuti petunjuk;. 2 Ikuti secara maksimal saran-saran penyunting. Penulis umumnya hanya sekedarnya mengikuti saran-saran penyunting; 3 Sabar/tidak mudah putus asa bila artikel berkali-kali dikembalikan kepada penulis untuk diperbaiki. Sebagian penulis mudah putus asa. Mengapa tiga hal di atas terjadi? Selain kemampuan terbatas, penulis kurang peduli terhadap nasib jurnal dan hanya mementingkan diri sendiri. Ingat, apabila artikel-artikel kurang berkualitas, pada akreditasi berikutnya bisa gugur. DAFTAR BACAAN Abdullah, A., & ZA, T. 2018. Orientation of Education in Shaping the Intellectual Intelligence of Children. Advanced Science Letters, 2411, 8200–8204. AR, M., Usman, N., ZA, T., & Syahril. 2018. Inclusive Education Management in State Primary Schools in Banda Aceh. Advanced Science Letters, 2411, 8313–8317. Creswell, 2012. Educational Research Planning, Conducting, and Evaluating Quantitative and Qualitative Research. New York Pearson Idris, S., & ZA, T. 2017. REALITAS KONSEP PENDIDIKAN HUMANISME DALAM KONTEKS PENDIDIKAN ISLAM. JURNAL EDUKASI Jurnal Bimbingan Konseling, 31, 96–113. Idris, S., ZA, T., & Sulaiman, F. 2018. Critical Education Paradigm in the Perspective of Islamic Education. Advanced Science Letters, 2411, 8226–8230. Laplante, 2012. Technical Writing A Practical Guide for Engineers and Scientists. New York CRC Press Lester, dan James, 2010. Writing Reserach Papers. New York Longman Nufiar, N., & Idris, S. 2016. TEACHER COMPETENCE TEST OF ISLAMIC PRIMARY TEACHERS EDUCATION IN STATE ISLAMIC PRIMARY SCHOOLS MIN OF PIDIE REGENCY. Jurnal Ilmiah Peuradeun, 43, 309–320. Patimah, S., & Tabrani, Z. A. 2018. Counting Methodology on Educational Return Investment. Advanced Science Letters, 2410, 7087–7089. Article Available in Education Zone Reinking, Andrew dan Robert, von der O. 1999. Strategies for Successful Writing A Rhethoric. Research Guide, Reader, and Handbook. Edisi Keenam. New Jersey Prentice Hall Robandi, I. 2008. Becoming the Winner Riset, Menulis Ilmiah, Publikasi Ilmiah, dan Presentasi. Yogyakarta Penerbit ANDI Silalahi, U. 2012. Metode Penelitian Sosial. Bandung PT Refika Aditama Sorenson, S. 2000. Webster’s New World Student Writing Handbook. Edisi Keempat. Foster City IDG Books Worldwide, Inc. Tsai, K. C. 2014. A JOURNEY TO THE QUALITATIVE WONDERLAND LESSONS LEARNED FOR NOVICE RESEARCHERS. Jurnal Ilmiah Peuradeun, 23, 39–50. Usman, N., AR, M., Murziqin, R., & ZA, T. 2018. The Principal’s Managerial Competence in Improving School Performance in Pidie Jaya Regency. Advanced Science Letters, 2411, 8297–8300. Walidin, W., Idris, S., & ZA, T. 2015. Metodologi Penelitian Kualitatif & Grounded Theory. Banda Aceh FTK Ar-Raniry Press. Warisno, A., & Tabrani, Z. A. 2018. The Local Wisdom and Purpose of Tahlilan Tradition. Advanced Science Letters, 2410, 7082–7086. ZA, T. 2012. Future Life of Islamic Education in Indonesia. International Journal of Democracy. ZA, T. 2013. Modernisasi Pendidikan Islam Suatu Telaah Epistimologi Pendidikan. Jurnal Ilmiah Serambi Tarbawi. ZA, T. 2014a. Islamic Studies dalam Pendekatan Multidisipliner Suatu Kajian Gradual Menuju Paradigma Global. Jurnal Ilmiah Peuradeun, 22, 211–234. ZA, T. 2014b. ISU-ISU KRITIS DALAM PENDIDIKAN ISLAM PERSPEKTIF PEDAGOGIK KRITIS. Jurnal Ilmiah Islam Futura, 132, 250. ZA, T. 2015. Persuit Epistemologi of Islamic Studies Buku 2 Arah Baru Metodologi Studi Islam. Penerbit Ombak, Yogyakarta. ZA, T. 2016. PERUBAHAN IDEOLOGI KEISLAMAN TURKI Analisis Geo-Kultur Islam dan Politik Pada Kerajaan Turki Usmani. JURNAL EDUKASI Jurnal Bimbingan Konseling, 22, 130–146. ZA, T. and M. 2016. ISLAMIC PERSPECTIVES ON THE EXISTENCE OF SOUL AND ITS INFLUENCE IN HUMAN LEARNING A Philosophical Analysis of the Classical and Modern Learning Theories. JURNAL EDUKASI Jurnal Bimbingan Konseling, 12, 99–112. ... In fact, publishing is important as one of the steps in the research process Tabrani ZA, 2018, or even the ultimate aim of research Walidin, 2015 because it is the primary means for researchers to contribute to the advancement of human knowledge. Wellington 2003 1-5 provides a comprehensive discussion of personal outcomes of publishing, which include ...... In fact, publishing is important as one of the steps in the research process Tabrani ZA, 2018, or even the ultimate aim of research Walidin, 2015 because it is the primary means for researchers to contribute to the advancement of human knowledge. Wellington 2003 1-5 provides a comprehensive discussion of personal outcomes of publishing, which include ...Writing the essence is to arrange ideas with the help of words, sentences, and paragraphs. Words, sentences, and paragraphs are "containers" to convey ideas. The ideas are strung together in propositions which are then expressed in sentences and paragraphs. At the same time, we recognize facts, concepts, principles, and procedures. The results of the thoughts and/ or studies that follow are outlined in the form of manuscripts, research reports, articles or other forms of scientific work. Scientific work is a writing that consists of problems and is presented with scientific methods in accordance with the rules of writing certain scientific papers. Scientific papers contain data and facts as well as the results of one's research which are written in a sequential and systematic manner. This book is arranged concisely in module form, so the content of this book presents a more practical description and is expected to be used as an ingredient of self-enrichment. In studying it the reader is advised to understand the essence of writing scientific papers first, then read the stages of writing scientific articles, the content of scientific works, important aspects in scientific articles, and how to make your research published and then quoted HarjonoFirosalia KristinThe professional problem that is considered unresolved until now in elementary school teachers is the low productivity of teachers in the field of writing and publishing scientific articles. To participate in solving this problem, community service is held in the Joko Tingkir Cluster Salatiga for three months from July to September 2021. The purpose of this service is to provide training in writing and publishing scientific papers, especially journal articles. Full online implementation model with the In – On method. From the results of the implementation, the majority of participants stated that they had understood how to compile research reports, especially Classroom Action Research CAR, and had also understood how to write scientific articles and how to publish them in quality scientific journals. Participants have also practiced writing journal articles resulting from CAR, although the percentage who complete the articles is still low. The perceived obstacles are the impasse of ideas at the time of writing, limited references and research time. Tabrani. ZAThe emergence of Islam in world history storing a number of unique and magic. And the contribution of Islam in the world also has long received the recognition. Since centuries, the spread of Islam in various parts of the world has an impact to human life in the political system, social, economic, and cultural. Turkey geographic position located him between two different continents, namely Asia and Europe, is a unique strategic position at the same time. The spirit of modern Turkish society to become a modern and democratic nation, always accompanied by a profound awareness of the character and ideals to Turkishness and to Islamization. The author notes that the idea of a synthesis of Islam, Turkey and the West ever raised by Ziya Gokalp Mr. nationalist Turkey began to be implemented with a reasonable and natural, while the state ideology of Kemalism made its presence very well guarded by the Turkish military forces. There are three areas that can be observed in the impulse secularists who is the most prominent element of the Kemalist reforms. First, is the secularization of the state, education, and law, in the form of attacks against traditional powerhouses scholars institutionalized. Secondly, it is an attack against the symbols of European civilization. Third, is the secularization of social life and an attack against Islam embraced people. Tabrani. ZAMasbur MasburIslam believes in the existence of soul and its influence in human learning. Islam believes that human being consists of both body and soul, Islamic perspective on how a person learns from insani experience also differs compared to contemporary Western psychological perspective. This paper aims to provide a view Islam on the psychology of learning in terms of the two sides of the Ilahiyyah Islam and Insaniyyah Psychology. This discussion will provide an overview of the concept of learning that Islam is divided into two sources directly from Allah Ilahiyyah and through human experience insaniyyah. Source God can be in the form of revelation, inspiration inspiration, and a true dream ru'ya sadiqah. Human experience can be in the form of conditioning, observation, and cognition. Moreover, this discussion would like to see contemporary learning theory from the Islamic perspectives. The Islamic perspectives will include Qur’anic verses, Prophetic Hadiths, stories of the Prophets and Companions, and the work of early Muslim scholars such as Ibn Sina and al-Ghazali using terms familiar to contemporary IdrisZA TabraniThis paper aims to map the reality of the concept of humanism education in the context of Islamic education. Education is one of the most essential keys in human life. In general, education aims to help humans to get the existence of humanity as a whole. Education also aims to make people better in life. Currently education has not been able to achieve the goals and objectives of education itself are humanizing human beings by optimizing all the potential that exists in human beings. On the contrary the education that occurs today only creates a human being a robot or machine that can be controlled. Education as a process of human humanization humanization comes from the idea of humanism. This is in line with the basic meaning of humanism as human education. The system of education in Islam built on the basis of humanistic values since its inception appears in accord with its essence as a humanity religion. Islam makes human dimension as the orientation of education. The insight of humanism in education carries the principle of empowering each human being as a free individual to develop its potential. That means education is held to manage and develop the human self in order to become a whole human according to human nature. Pembahasan karya tulis ini penulis awali dengan mengetengahkan masalah yang berkaitan dengan peran pelajar dalam menciptakan kamtibmas. Secara umum, pelajar merupakan bagian dari masyarakat. Oleh karena itu, pelajar tidak mungkin terlepas dari tanggung jawab dalam kamtibmas, baik secara langsung maupun tidak langsung. Mengingat luasnya jangkauan pembahasan maka pembahasan tersebut akan dibatasi ruang lingkupnya. Pertanyaan yang sesuai dengan pendahuluan tersebut adalah? Apakah remaja mempunyai sikap acuh tak acuh terhadap kamtibmas? Benarkah remaja merupakan bagian dari masyarakat? Kapankah remaja harus berperan langsung dalam menciptakan kamtibmas? Umur berapakah seseorang dikelompokkan sebagai remaja? Bagaimanakah hubungan antara remaja dan orang tua dalam menciptakan kamtibmas? Jawaban yang benar adalah C. Kapankah remaja harus berperan langsung dalam menciptakan kamtibmas?. Dilansir dari Ensiklopedia, pembahasan karya tulis ini penulis awali dengan mengetengahkan masalah yang berkaitan dengan peran pelajar dalam menciptakan kamtibmas. secara umum, pelajar merupakan bagian dari masyarakat. oleh karena itu, pelajar tidak mungkin terlepas dari tanggung jawab dalam kamtibmas, baik secara langsung maupun tidak langsung. mengingat luasnya jangkauan pembahasan maka pembahasan tersebut akan dibatasi ruang lingkupnya. pertanyaan yang sesuai dengan pendahuluan tersebut adalah Kapankah remaja harus berperan langsung dalam menciptakan kamtibmas?. [irp] Pembahasan dan Penjelasan Menurut saya jawaban A. Apakah remaja mempunyai sikap acuh tak acuh terhadap kamtibmas? adalah jawaban yang kurang tepat, karena sudah terlihat jelas antara pertanyaan dan jawaban tidak nyambung sama sekali. Menurut saya jawaban B. Benarkah remaja merupakan bagian dari masyarakat? adalah jawaban salah, karena jawaban tersebut lebih tepat kalau dipakai untuk pertanyaan lain. [irp] Menurut saya jawaban C. Kapankah remaja harus berperan langsung dalam menciptakan kamtibmas? adalah jawaban yang paling benar, bisa dibuktikan dari buku bacaan dan informasi yang ada di google. Menurut saya jawaban D. Umur berapakah seseorang dikelompokkan sebagai remaja? adalah jawaban salah, karena jawaban tersebut sudah melenceng dari apa yang ditanyakan. [irp] Menurut saya jawaban E. Bagaimanakah hubungan antara remaja dan orang tua dalam menciptakan kamtibmas? adalah jawaban salah, karena setelah saya coba cari di google, jawaban ini lebih cocok untuk pertanyaan lain. Kesimpulan Dari penjelasan dan pembahasan serta pilihan diatas, saya bisa menyimpulkan bahwa jawaban yang paling benar adalah C. Kapankah remaja harus berperan langsung dalam menciptakan kamtibmas?. [irp] Jika anda masih punya pertanyaan lain atau ingin menanyakan sesuatu bisa tulis di kolom kometar dibawah.

pembahasan ini penulis awali dengan